Fakta dan Mitos Mobil Turbo Menggunakan Bensin Pertalite
Berita otomotif- Saat ini, kemajuan teknologi dibidang otomotif sangat mempengaruhi setiap jenis kendaraan yang diciptakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Bukan hanya itu, bahan bakar dari jenis mobil tertentu pun jadinya berbeda sesuai dengan kebutuhan mesin nya. Naiknya harga bahan bakar dewasa ini menimbulkan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih kendaraan.
Masyarakat perlu lebih selektif agar mobil yang dibeli tidak menguras kantong hanya untuk membeli bahan bakar. Sementara itu, hanya Pertalite bensin yang paling murah karena masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jika pada akhirnya Pertamina menentukan mobil yang boleh membeli Pertalite adalah mobil-mobil dengan kapasitas mesin kecil, maka bisa menguntungkan mobil-mobil kompak dengan teknologi turbo.
Pasalnya, mesin turbo memang didesain memiliki kapasitas mesin kecil, tapi memiliki tenaga sepadan dengan mesin berkapasitas lebih besar. Teknologi turbo juga kini bukan fokus mengejar tenaga tapi konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.
Mesin Turbo dengan Pertalite?
Hal ini tentunya menjadi perdebatan, lantara dipengaruhi oleh kebutuhan dan kemampuan untuk membeli. Secara mekanis, mesin turbo tidak hanya mengandalkan kubikasi silinder pada mesin, tapi juga mengandalkan tekanan turbin dalam menyuplai udara.
Dengan kata lain, mesin turbo bisa menghasilkan kompresi yang lebih tinggi daripada mesin tanpa turbo dengan kapasitas yang sama. Jadi, tidak heran jika mesin turbo menjadi perhatian masyarakat saat ini. Namun, secara teknikal apakah mesin turbo boleh mengkonsumsi Pertalite? sebenarnya boleh-boleh saja mesin turbo menenggak Pertalite, tapi harus melihat spesifikasi mesin dan kompresinya.
Sementara jika dilihat dari rasio kompresi, mesin turbo memang memiliki rasio kompresi yang lebih rendah, secara kapasitasnya juga lebih rendah, tapi mesin turbo memiliki komponen penunjang lain dalam meningkatkan kompresi mesin. Mesin turbo sebenarnya tetap menghasilkan kompresi tinggi, meski memiliki rasio kompresi rendah.
Sehingga, tetap saja membutuhkan bahan bakar yang beroktan tinggi demi menunjang kebutuhan mesin. Boleh saja menggunakan Pertalite, tapi kalau tidak sesuai spesifikasi ya nanti bisa berpengaruh pada tenaga mesin, karena setiap mobil memiliki rekomendasi dari pabrikan berdasarkan kompresi mesin, tidak hanya dari rasio kompresi.