Bahaya Dan Risiko Tersembunyi Layar Sentuh Mobil

Berita Otomotif- Tren interior mobil modern saat ini didominasi oleh penggunaan head unit layar sentuh berukuran jumbo. Pabrikan otomotif berlomba-lomba meniadakan tombol fisik dan memindahkan semua fungsi kontrol ke dalam layar digital demi mengejar tampilan kabin yang futuristik dan minimalis.

Namun, di balik kemewahan tersebut, sebuah riset terbaru mengungkapkan fakta mengkhawatirkan mengenai keselamatan berkendara. Penelitian mendalam yang baru saja dirilis pada akhir tahun 2025 menunjukkan bahwa penggunaan layar sentuh saat mobil melaju berdampak buruk pada fokus pengemudi.

Melalui pengujian simulator yang sangat detail mencakup pemantauan gerak mata, pelebaran pupil, hingga respons stres pada kulit terungkap bahwa aktivitas sederhana di layar digital menguras beban pikiran yang jauh lebih besar dibandingkan tombol fisik.

Penurunan Akurasi dan Kendali Kendaraan

Adapun masalah utama muncul karena layar sentuh tidak memberikan umpan balik taktil (sentuhan fisik). Pengemudi terpaksa memindahkan pandangan dari jalan raya ke layar hanya untuk memastikan jari mereka menyentuh ikon yang tepat.

Hal ini menciptakan gangguan kognitif yang memecah konsentrasi antara mengendalikan kemudi dan mengoperasikan sistem hiburan. Data dari pengujian tersebut menunjukkan angka yang mengejutkan. Penggunaan fitur layar sentuh saat berkendara mampu menurunkan akurasi dan kecepatan respons pengemudi hingga lebih dari 58 persen.

Artinya, dalam situasi darurat, pengemudi yang sedang sibuk dengan layar akan jauh lebih lambat dalam menginjak rem atau menghindari rintangan. Selain respons yang melambat, stabilitas kendaraan juga terganggu. Penyimpangan lajur atau mobil yang keluar dari jalur yang seharusnya tercatat meningkat hingga 40 persen. Hal ini membuktikan bahwa perhatian yang teralih ke layar digital membuat pengemudi sulit menjaga kendali kemudi tetap stabil.

Menariknya, risiko ini tidak hanya datang dari aktivitas berat seperti mengetik pesan. Gangguan nyata justru muncul dari kebiasaan rutin yang dianggap sepele, seperti mengganti daftar putar musik, mengatur suhu AC, atau sekadar mencari menu navigasi.

Aktivitas yang biasanya bisa dilakukan tanpa melihat (melalui tombol fisik) kini menjadi tugas visual yang menyita waktu. Meskipun risiko keselamatan sudah terpetakan, kembalinya tombol fisik secara total tampaknya sulit terwujud dalam waktu dekat.

Bagi pabrikan, layar sentuh jauh lebih murah untuk diproduksi, lebih fleksibel untuk diperbarui secara perangkat lunak, dan memiliki daya tarik visual yang kuat di mata konsumen. Kini, tantangan besar ada pada tangan pengemudi untuk lebih bijak membatasi interaksi dengan layar demi menjaga keselamatan di jalan raya.

Like
Like Love Haha Wow Sad Angry