Indonesia Dorong Tiongkok Untuk Produksi Mobil EV di Indonesia

Berita Otomotif- Adapun kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok semakin membaik khususnya pada sektor perekonomian dan perindustrian sejak era SBY yang dilanjutkan oleh Jokowi dan kemungkinan besar akan berlanjut pada pemerintahan presiden berikutnya yaitu Prabowo Subianto. Tiongkok memang sangat terkenal dengan kemampuannya dalam mengembangkan teknlogi dan inovasi baru, seperti mobil listrik atau EV.

Melihat potensi tersebut, Indonesia telah memulai initiatif untuk beralih pada kendaraan otomotif EV dan Tiongkok akan menjadi partner yang sesuai dengan rencana tersebut. Baru-baru ini, Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita meminta seluruh pabrikan otomotif asal China untuk menjadikan Tanah Air sebagai pusat produksi dan ekspor.

Khususnya bagi kendaraan listrik berbasis baterai. Perintah tersebut disampaikannya langsung ketika melakukan kunjungan kerja bersama Wuling, Chery, Neta, dan Sokonindo (DFSK) di Beijing, China lalu. Sehingga pabrikan itu memiliki nilai tambah sekaligus meningkatkan perdagangan Indonesia.

Pemerintah Rayu Tiongkok Kembangkan EV di Indonesia

Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini tidak lain yaitu ingin mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemerintah Indonesia telah tetapkan target produksi electric vehicle (EV) pada 2030 sebesar 600.000 unit. Perusahaan juga sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi EV stir kanan, untuk diekspor ke 54 negara.

Pemerintah Indonesia terus mendorong para pelaku industri otomotif asal China untuk dapat melibatkan produsen komponen dalam negeri dari hulu ke hilir sehingga mewujudkan seluruh mata rantai produksi berada di Indonesia. Dirinya pun mendukung perusahaan otomotif tersebut agar memanfaatkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam berinvestasi.

Pada Mei 2024 PT Neta Auto Manufacturing Indonesia telah memproduksi Neta V-II dengan TKDN mencapai 40 persen dan berencana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai dengan 60 persen pada tahun 2025. Pada pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Agus mengapresiasi kinerja perusahaan tersebut yang telah mampu mengekspor produk EV-nya ke 11 negara dan menjadikan Indonesia sebagai fasilitas produksi industri otomotif terbesar di luar Tiongkok.

Pemerintah Indonesia mengharapkan agar Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor terutama untuk produk EV agar semakin menegaskan target Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia. Selanjutnya, pada pertemuan dengan Cherry Automobile, Cherry berencana untuk melakukan riset produksi mobil PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) di RI. Berkaca pada pasar di negeri asalnya, jumlah penjualan mobil PHEV lebih popular. Pembakaran bahan bakar pada mobil PHEV juga jauh lebih ekonomis dari mobil HEV (hybrid electric vehicle).

Cherry juga telah menyampaikan komitmennya untuk memproduksi kendaraan EV dengan total 100.000 unit pada tahun 2030. Sementara itu, Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Sokonindo yang telah meluncurkan produk kendaraan listrik di Indonesia dan mengharapkan untuk dapat memperbanyak line up produksi kendaraan listrik dengan membawa model EV dari prinsipal ke Indonesia.

Like
Like Love Haha Wow Sad Angry